Tugas Akhir : Corona Tak Akan Menghalangi !!
![]() |
Sumber : https://pixabay.com/id/photos/wisuda-remaja-sekolah-tinggi-995042/ |
April
2020, saya akhirnya meninggalkan Yogyakarta dengan bekal berupa proposal
skripsi yang harus dilakukan penelitian secepatnya. Saya berpikir, bagaimana
saya akan melanjutkan penelitian ini, sehingga nasib skripsi saya dipertaruhkan
disini.Ketika saya pulang ke rumah, kembali saya dihantui bagaimana melanjutkan
penelitian ini. Beberapa teman-teman saya ada yang berinisiatif untuk merubah
jenis penelitian mereka menjadi membuat artikel atau mereview jurnal menjadi
skripsi. Namun, hal tersebut perlu effort yang cukup tinggi dikarenakan harus
memindai dan meringkas sekitar 40 jurnal yang berkaitan. Saya sangat terkejut
mendengar jumlah jurnal yang harus diteliti. Saya memutuskan untuk mencoba
tetap melanjutkan penelitian. Pengerjaan revisi nama dan tempat penelitian
melalui jalan yang cukup lama. Setelah melewati revisi dan penentuan sampel,
bulan Juni 2020 penelitian saya pun dimulai.
Penelitian
saya berjalan cukup baik, dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga
penelitian saya menggunakan kuisioner online.
Menariknya adalah saya harus mendatangi hampir keseluruhan sampel yang saya
gunakan. Sampel yang saya gunakan adalah masyarakat sekitar rumah dan waktu
itu, Kabupaten Sintang masih dalam kondisi zona hijau, sehingga saya bisa
dengan mudah untuk mendatangi masyarakat sekitar. Agak sedikit salah, namun
demi menyelesaikan apa yang telah dibuat, tapi saya berusaha untuk mendapatkan
data yang kredibel. Saya kemudian memasukkan data tertulis kedalam google form, dan begitu seterusnya.
Hingga jumlah sampel yang telah ditentukan sudah saya dapatkan, pengambilan
sampel pun selesai. Penelitian saya belum selesai sampai disitu, masalah
lainnya adalah bagaimana saya harus mengelola data yang telah didapatkan. Pasca
pengambilan sampel, saya mencoba untuk membuat kerangka Bab 4 dan 5 dengan
seadanya, karena data yang saya dapatkan belum diolah.
Masih
terseok-seok saya dalam menganalisis data. Saya coba minta bantuan adik tingkat
saya, namun dia belum mampu untuk menganalisis data yang saya dapatkan. Hanya
beberapa data yang dia bisa olah. Saya sempat bingung, kemana lagi saya harus
mencari bantuan untuk menganalisis data tersebut. Sehingga dalam suatu waktu,
ketika saya dan teman-teman sekolah saya sedang nongkrong di suatu kedai kopi,
salah satu teman saya mengatakan bahwa dirinya ada kenalan dalam analisis data.
Akhirnya, saya menghubungi analisis data tersebut dan singkatnya saya akan
menggunakan jasa tersebut.
Akhirnya
data selesai dianalisis, walau terdapat beberapa revisi dari analis dan sedikit
mengubah metode analisis (walau tidak mengubah secara keseluruhan). Saya dengan
segera merampungkan bab 4 dan 5 yang masih belum terlalu lengkap, dan masih
terdapat revisi sana-sini. Sekitar bulan Agustus atau September saya
mendapatkan kabar bahwa saya dan beberapa teman tim, dosen pembimbing dua akan
diganti dengan dosen lainnya. Saya berpikir dua kali bagaimana nantinya saya
akan berkonsultasi. Saya harus menyesuaikan dengan dosen tersebut yang faktanya
adalah dosen baru tersebut sangat lama dalam hal komunikasi dikarenakan beliau
adalah seorang praktisi yang berpraktek di salah satu apotek. Sempat, saya
tanyakan kepada teman yang pernah berhubungan dengan beliau, dan teman saya
mengatakan bahwa memang benar beliau memang cukup lama membalas bila dihubungi.
Tapi, mau bagaimana lagi, dosen tersebut sudah dipilihkan oleh prodi, jadi saya
harus menerimanya agar urusan ini selesai.
Oktober
2020, saya berusaha untuk menyelesaikan naskah skripsi dan saya juga telah
melakukan tutup teori. Awalnya, saya merencanakan pada bulan Oktober ingin
melakukan siding skripsi, dimana saya telah menentukan waktu. Namun, saya
sempat berkonsultasi dengan teman saya, dan dia mengatakan bahwa nantinya kami
akan bareng-bareng mengadakan sidang skripsi, dan saya mengiyakan. Walau, dalam
pelaksanaanya, teman saya duluan di akhir bulan Oktober dan saya di awal bulan
November. Urusan undangan kepada dosen, memang cukup alot dalam menentukan
tanggal, karena ada beberapa dosen yang cukup padat jadwalnya sehingga harus
dilakukan penyesuaian, sehingga di dapat waktu yang tepat adalah di tanggal 2
November 2020.
November
2020, waktu yang ditunggu tiba. Saya sempat gugup karena saya baru pertama kali
sidang skripsi secara online dan saya
sudah lama tidak bertemu dnegan dosen-dosen yang menguji. Ujian dimulai sekitar
pukul satu siang, walau molor hingga setengah dua karena saya sempat salah
memberikan ruang zoom untuk dosen penguji, walau keterlamabatannya tidak begitu
bermasalah. Tepat pukul setengah 2 ujian di mulai dnegan saya mempresentasikan
hasil penelitian dan selesai dengan begitu saja. Iya, selesai aja gitu, sampe
berbuih saya menjeleskan, dan rasanya cepat banget. Hal yang paling ditakutkan
pun datang, waktunya tanya jawab dan koreksi dari penguji dan pembimbing. Komen
sana sini, Tanya sana sini, hingga revisi bagian ini dan itu datang
bertubi-tubi. Penelitian saya menurut beebrapa dosen belum begitu baik, saya
paham karena setiap penelitian pasti ada celah-celahnya. Ditambah penelitian
yang saya kerjakan merupakan penelitian pertama di kampus, jadi saya belum
banyak refrensi dari senior yang melakukan penelitian yang sama. Akhirnya
selesai juga di pukul 3 sore, dan rasanya begitu lama di bagian revisiaanya
saja.
Beberapa
bingkisan datang dan saya cukup terkejut ketika melihat bingkisan tersebut.
Terlebih, saya ketika di Jogja, tidak banyak memberikan bungkusan kepada
teman-teman saya yang menjalani siding skripsi (bagian yang ini saya mohon maaf
banget). Setelah siding, saya istirahat sebentar dan dilanjutkan sholat.
Memang, siding online menguras waktu yang cukup lama. Mungkin berbeda bila
siding offline yang harus berhadapan denga dosennya langsung, membutuhkan emosi
yang stabil dan penguasaan materi yang lebih serius. Selepas sidang, terbitlah
revisi. Saya nggak mau cerita terlalu banyak soal revisian, karena akan banyak
memakan waktu kalian dalam membaca tulisan ini (padahal sampe sini aja kalian
musti butuh effort lebih, terima kasih banyak). Saya lanjutkan ke meminta tanda
tangan dosen yang ruwetnya udah kayak BAB waktu diare. Baiklah, dosen
pembimbing pertama sudah aman, dosen penguji satu dan dua juga aman, yang
terakhir adalah dosen pembimbing dua saya. Dosen tersebut kembali membuat saya
bergumam di rumah dan didengar oleh ibu dan bapak saya. Saya nggak habis pikir
aja, padahal udah di penghujung loh, malah masih dipersulit coba. Namanya juga
tugas akhir, ada-ada aja dosen dengan tingkahnya masing-masing yang tak dapat
kita hindarkan.
Skripsi
saya resmi selesai, dan saya kemudian mendaftar Yudisium di akhir bulan
November. Bila wabah Covid-19 tidak ada, saya akan di wisuda di tanggal 19
Desember 2020. Namun, wabahnya sampe sekarang belum hilang, dan wisuda saya
akhirnya terpaksa online dan digabungkan dengan periode selanjutnya. Mungkin
berat melihat tidak adanya wisuda tatap muka, terlebih dengan orang tua yang
pengen melihat anaknya di wisuda di hari kelulusannya. Namun, bagi saya,
mungkin ada baiknya juga ya, karena menghemat anggaran juga, walau seremonial
wisuda dilaksanakan satu kali seumur hidup. Mungkin di lain kesempatan, dan
semoga di tahun 2021 wabah sudah mulai mereda, walau penyakit tersebut masih
ditemukan di sekitar kita, setidaknya pengendalian terhadap Covid-19 sudah
mulai membaik.
Terima
kasih kepada pembaca yang mau meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini.
Tulisan ini merupakan sejarah panjang yang saya tuliskan dalam sebuah blog.
Sekali lagi, terima kasih banyak.
Komentar